Mazmur merupakan ekspresi ucapan syukur atas peliharaan Tuhan di dalam dan sepanjang hidup Daud. Daud merasakan bahwa tanpa Tuhan, dia tida ada apa-apanya. Kita akan belajar mengenai ungkapan isi hati Daud di dalam Mazmur ini.
Tuhan adalah gembalakku, takkan kekurangan aku.
Daud memberikan suatu penegasan bahwa, dalam hidupnya, Tuhan digambarkan sebagai sosok gembala. Gembala selalu bersama-sama dengan domba-dombanya. Itulah sebabnya dari sisi domba, dirinya merasa aman selama dia berada di samping gembalanya. Takkan kekurangan aku, adalah 'sebab-akibat' dari pernyataan Daud yang menjadikan Tuhan sebagai gembalanya.
Ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau, Ia membimbing aku ke air yang tenang; Ia menyegarkan jiwaku. Ia menuntun aku ke jalan yang benar oleh karena nama-Nya.
'Ia membimbing dan Ia menuntun' menjelaskan fungsi memandu dan mengarahkan. Air tenang menunjukkan tempat peristirahatan yang menyegarkan seperti ketika seorang musafir menemukan oase di tengah padang pasir dari perjalanannya yang melelahkan. Daud menyadari bahwa tanpa Tuhan, maka jalan yang dilaluinya adalah jalan yang pasti salah.
Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghiburku.
Apakah lembah kekelaman? Lembah kekelaman memiliki arti tentang sebuah tempat yang tidak pasti, menantang bahaya, berada di dalam persoalan, penuh dengan resiko dan musuh bisa saja datang dengan tiba-tiba. Berkali-kali Daud di dalam perjalanan hidupnya ditempatkan di dalam situasi demikian. Tetapi Daud tidak takut. Ada keyakinan yang sangat kuat di dalam dirinya bahwa Allah tidak pernah meninggalkannya. Kekuatan Daud terletak pada keyakinannya. Tetap percaya kepada Allah sekalipun berada di dalam situasi tak terjelaskan.
Engkau menyediakan hidangan bagiku, di hadapan lawanku; Engkau mengurapi kepalaku dengan minyak; pialaku penuh melimpah.
Maksud Daud di dalam kalimat di atas adalah bermegah di dalam Tuhan. Daud menjadi kesaksian hidup di hadapan banyak orang bahwa hidupnya berada di dalam kemurahan Allah sepanjang waktu. Kemurahan itu menyebabkan Daud tidak saja mendapatkan sesuatu yang cukup, tetapi melimpah.
Kebajikan dan kemurahan belaka akan mengikuti aku seumur hidupku.
Daud memberikan suatu kesimpulan bahwa bila Tuhan yang menjadi gembalanya maka kebajikan dan kemurahan mengikutinya seumur hidupnya.
Dan aku akan diam di dalam rumah Tuhan sepanjang masa.
Ini adalah sebuah kerinduan. Siapa yang berada di dalam rumah-Nya, dialah yang bertemu dan bergaul dengan Tuhan. Kerinduan Daud terungkap di dalam perikop ini bahwa Tuhan menjadi segala-galanya di dalam hidupnya. Jika anda ingin Allah membimbing anda, bersedialah untuk patuh.
Khotbah Minggu, 01 Desember 2013







0 comments:
Post a Comment