Tubuh kita sebagai tempat berkat memiliki makna yang sangat dalam. Alkitab berkata dalam 2 Tawarikh 01:12 'maka kebijaksanaan dan pengertian itu diberikan kepadamu; selain itu Aku berikan kepadamu kekayaan, harta benda dan kemuliaan. Kata 'diberikan' dalam bahasa aslinya memakai kata nathan artinya menyerahkan, membagikan, menyampaikan, menyediakan sesuatu untuk. Jadi tubuh kita sebagai tempat berkat adalah bahwa tubuh kita menjadi pemilik dan sebagai tujuan atas penyerahan dan penyediaan berkat yang dikerjakan oleh Tuhan bagi hidup kita.
Mengapa tubuh kita sebagai tempat berkat? Simak alasannya berikut ini.
1. Karena tubuh kita unik.
Tubuh kita memang unik karena kita memilik kemampuan yang luar biasa yang diberikan Tuhan kepada kita. Tulang paha manusia lebih kuat dari beton. Batuk rata-rata yang kelaur dari mulut kita berkecepatan 60 mil (96,5 km) per jam. Setiap satu jam miliar sel di dalam tubuh kita harus diganti. Bersin dapat melampaui kecepatan 100 km/jam. Orang-orang dengan kulit gelap tidak akan mengerut secepat orang dengan kulit terang. Setiap orang memiliki bentuk lidah yang berbeda. Senyum adalah ekspresi wajah yang paling sering digunakan. Senyum dapat dilakukan dimana saja, dari 5 hingga 53 pasang otot wajah. Dalam satu hari, jantung kita berdenyut 100.000 kali.
2. Karena manusia mempunyai kemampuan tubuh yang luar biasa.
Daniel Paul Tammet (33 tahun) memiliki otak yang luar biasa. Ia bisa berbahasa Inggris, Spanyol, Prancis, Jerman, Finlandia, Lithuania, Rumania, Estonia, Islandia, Welsh, dan Esperanto. Dan mampu mempelajari satu bahasa baru hanya dalam satu minggu. Daniel Kish, tuna netra melihat dengan suara gema. Tuhan seringkali menaruh keunggulan dan kelebihan bagi kita walaupun kita memiliki banyak kelemahan.
3. Berkat Allah yang berhubungan dengan tubuh.
Segala sesuatu yang berhubungan dengan kebutuhan kita untuk menjalani hidup di bummi ini, Allah berjanji untuk memenuhi segala keperluan kita. Filipi 4:19 berkata Allahku akan memenuhi segala keperluanmu menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya dalam Kristus Yesus.
Khotbah Minggu, 06 Oktober 2013


















































