Pernyataan yang diucapkan secara sengaja tanpa didasari oleh sebuah kebenaran dapat menghancurkan hidup atau membahayakan persahabatan kita dengan orang lain. Mungkin kita mengatakan sesuatu namun diartikan berbeda oleh yang lain atau dalam keadaan emosional kita mengatakan sesuatu yang tidak tepat. Namun ada kalanya sesuatu yang lebih buruk terjadi yakni lewat perkataan kita yang menebar racun yang mematikan.
Berikut akan dipaparkan beberapa jenis RACUN DALAM PERKATAAN yang dapat kita temui di Alkitab.
1. Racun kepentingan pribadi.
Kepentingan pribadi adalah kepentingan yang hanya untuk diri sendiri maupun untuk kepentingan sepihak. Mampu mengeluarkan kata-kata yang indah dan manis tapi sebenarnya ada keinginan pribadi terselip di balik kata-kata itu dan pada akhirnya menghancurkan orang lain.
2. Racun kepalsuan.
Kepalsuan kata dasarnya 'palsu' dipahami sebagai 'tiruan' dan bukan yang asli. Namun sangat mirip dengan yang asli. Dewasa ini dalam perjalanan hidup sehari-hari seakan kepalsuan sikap dan tutur kata, rayuan terhadap materi, pergaulan yang tidak sehat, seakan mengintai setiap pribadi, bahkan bisa menjadi teman hidup. Saudaraku, kita pun mesit berhati-hati dengan racun kepalsuan dalam perkataan. Betapa sering kita mengatakan sesuatu yang baik kepada seseorang namun sesungguhnya di dalam hati kita sama sekali tidak menyukainya.
3. Racun meremehkan Tuhan.
Adalah Ananias dan istrinya Safira, sepasang suami istri yang juga terbakar oleh semangat memberi. Mereka menjual tanah dan berniat mempersembahkan uang hasil pernjualan itu pada Gereja. Namun entah apa yang terjadi, pada akhirnya mereka berubah pikiran dan mereka memutuskan untuk tidak memberikan seluruh hasil penjualan itu. Masing-masing berbohong kepada Petrus dan mengatakan uang itu adalah seluruh hasil penjualan tanah. Kita tahu semuanya apa yang terjadi selanjutnya. Keduanya dihukum mati oleh Tuhan secara langsung. Dengan tegas Petrus berkata, 'engkau bukan mendustai manusia, tetapi mendustai Allah.' (Kisah Para Rasul 5:4)
Khotbah Minggu 19 Januari 2014







0 comments:
Post a Comment